Welcome...

Komp. Pinang Griya Permai, No. 3A, Ciledug Tangerang Telp. 021-7310046 / 081283899456 / 0818-06360-811

Rabu, 28 Januari 2015

TIPS RINGAN PENGGUNA MATIC


Tips Mobil

Panduan Ringan Seputar Mobil Matik

Penulis : Kyn | Foto : Kyn
Berikut beberapa tips yang berkaitan dengan perlakuan terhadap mobil bertransmisi matik yang diberikan oleh Holil dari Wani Matic :

1. Ikuti jadwal penggantian rutin oli matik, jangan sampai terlambat. Lebih cepat lebih baik.

2. Jangan mencampur atau menambah oli matik dengan oli yang berbeda dengan yang sebelumnya, karena bisa menjadikan oli mengental yang menyebabkan pori-pori di filter oli jadi mampat. Alhasil, lama-lama, tekanan oli menjadi berkurang yang menyebabkan matik jadi rusak.

3. Ketika sedang terjebak di kemacetan, usahakan jangan terlalu sering memindahkan tuas transmisi dari posisi D (Drive) ke N (Netral).

4. Apabila terpaksa harus melewati banjir atau genangan air, setelah melewatinya langsung cek kondisi oli transmisi melalui deepstick. Kalau warna oli berubah menjadi keputihan, bisa dipastikan air sudah masuk ke dalam transmisi. Segera ke bengkel yang bisa menangani transmisi matik.

5. Pada saat sedang memanaskan mobil, taruh tuas transmisi di posisi N (Netral) dan tarik handbrake. Pasalnya, kalau di posisi P, oli tidak bersirkulasi karena pompa oli tidak bekerja. (mobil.otomotifnet.com)

Selasa, 27 Januari 2015

KOMPONEN AFTERMARKET PASCA BBM NAIK


Jakarta - Kenaikan harga bahan bakar minyak bersubsidi, membuat berbagai kebutuhan rumah tangga hingga ongkos transportasi turut terkerek naik. Nah bagaimana dengan harga spare part, apakah sudah ikut mengalami kenaikan harga?

Berdasarkan survey, ternyata ada yang sudah naik, namun lebih banyak masih mempertahankan harga lama. “Dari supplier sampai sekarang belum ada kenaikan, mungkin awal tahun depan,” terang Iwan, dari toko Perdana Jaya Motor di sentra onderdil BSD.

“Belum ada perubahan harga, kenaikan biasanya bulan Maret,” imbuh E. Mochammad Holil, bos bengkel Wani Matic.
Apa saja yang bertahan dan komponen apa yang sudah mengalami kenaikan? Yuk kupas termasuk dengan beragam merek yang tersedia. 

Lengkap dibahas dari spare part mesin, transmisi, kaki-kaki sampai rem.Sehingga kalau mobil kesayangan sudah saatnya “jajan”, ada gambaran pengeluaran yang harus disiapkan. • (otomotifnet.com)

Transmisi 

Untuk transmisi manual, yang sering diganti adalah kampas karena aus dimakan usia atau salah pemakaian. Untuk komponen ini banyak pilihan yang tersedia. “Yang banyak dipakai ada merek Paraut dan Exedy, lainnya Valeo,” terang Iwan.

Untuk harga belum mengalami kenaikan, selisih dengan yang orisinal pun lumayan banyak. “Contoh untuk Nissan B13 orinya sekitar Rp 3,4 juta, sedang Paraut Rp 1,4 juta dan Exedy Rp 1,25 juta,” lanjut Iwan. Untuk daya tahan menurutnya tergantung pemakaian. Kalau pakainya halus dan jarang gantung kopling, maka enggak jauh beda dengan orisinalnya. “Paling cepat bikin habis kopling ya kalau kaki ditaruh di atas kopling terus, sehingga secara tak sengaja kopling menggantung,” imbuhnya. 

Sementara itu untuk transmisi matik, yang sering diganti adalah paking set berikut o-ring dan kopling. “Untuk matik selisih cukup jauh, contoh paking set punya Toyota Kijang orinya sekitar Rp 2,45 juta, kalau aftermarket Rp 1,5 juta saja. Kalau yang mahal seperti VW Caravelle ori sampai Rp 18 juta, yang aftermarket sudah lengkap cukup Rp 10 juta,” terang Holil.

Untuk pilihan merek, di pasaran cukup banyak. “Contoh ada Alto, Transtar, Transpeed, Transtech dan AFC,” imbuh mekanik yang bengkelnya bermarkas di Ciledug, Tangerang ini. Untuk ketahanan menurutnya tergantung dari penggunaan oli, “Kalau pakai yang bagus dan sesuai, maka sama awetnya,” imbuhnya. Tampilan secara fisik untuk o-ring dan paking bisa dibilang tak ada beda, pembedanya jelas dari kemasan saja karena ada label brand.

“Bisa sama karena kualitas bisa dibilang setara, apalagi seperti Transtar merupakan supplier komponen OEM beberapa pembuat transmisi,” terang mekanik yang sedang hobi main speed off-road ini.

Selain paking set, kampas kopling dan steel disc, dalam transmisi matik yang wajib diperhatikan adalah filter oli. Menurut Holil wajib diganti tiap 40.000 km untuk menjamin sirkulasi oli selalu bersih. “Kalau filter lebih baik pakai orisinal, lebih terjamin penyaringannya,” tutupnya. 

Kaki-kaki

Kenaikan harga komponen kaki-kaki seperti tie rod, long tie rod, dan ball joint berkisar 10% untuk komponen orisinal. "Yang KW seperti 555 untuk mobil seperti Toyota Avanza dan Kijang Innova belum ada kenaikan," ujar Awid dari Alpha Jaya, toko onderdil khusus Toyota di sentra onderdil Bintaro Trade Center.

Untuk harga, misalnya tierod orisinal Avanza dibanderol Rp 560 ribu/set, sedangkan yang KW 555 dijual Rp 260 ribu/set. Sedangkan long tie rod orisinal Avanza dijual Rp 1,26 juta sedangkan yang KW 555 Rp 250 ribu. Jauh ya perbedaannya!

Soal ketahanan, "Untuk KW 555 yang masih buatan Jepang ketahanannya cukup lama, 1/2 dari yang orisinal, jadi misalnya yang ori 4 tahun, maka yang KW 555 Jepang bisa 2,5 tahunan," jelas Wiwie dari Sumber Raya Motor di sentra onderdil Duta Mas Fatmawati.

Secara bentuk fisik hampir tidak ada perbedaan, yang paling terlihat perbedaannya adalah warnanya yang KW 555 lebih gelap dibanding versi orisinal. Selain itu dari sisi beratnya, terasa yang orisinal sedikit lebih ringan dibandingkan varsian KW 555. Oh iya, untuk tie rod yang KW 555 dijual lengkap dengan baut dan pinnya.

Sedangkan untuk sokbreker bawaan mobil. "Avanza pakai Kayaba, harganya Rp 1,4 juta sepasang depan, kalau Kayaba non original sekitar Rp 1 jutaan," bilang Awi.

Namun bagaimana pun juga kualitas orisinal memang tetap lebih baik. "Namanya juga orisinal, pasti lebih baik, tapi terkadang perbedaan harga jadi penyebab banyak yang memilih KW," tukas Awi lagi. 

Rem

Sektor pengereman menjadi salah satu sektor yang cukup ramai diseriusi oleh produsen-produsen aftermarket. Paling mudah ditemui adalah kampas rem. Mayoritas penjual suku cadang menjual versi orisinil dan aftermarket. Kualitas beragam dari yang lebih rendah dari OEM (Original Equipment Manufacturer), hingga yang lebih tinggi mudah didapat.

Harganya bervariasi, start dari Rp 200 ribuan hingga Rp 500 ribuan. Ambil contoh kampas rem depan milik Toyota Avanza atau Daihatsu Xenia, merek TRW dihargai Rp 220 ribu. "Banyak juga peminat kampas rem merek TRW. Lumayan laku di toko saya," terang Yono dari Asia Baru, spesialis spare part Toyota di Pasar Palmerah, Jakbar. Alasannya tentu harga ekonomis dan kualitas yang terbukti baik. Harga tersebut masih menggunakan harga lama, belum ada informasi dari distributor.

Bahan pun beragam, ada yang non metal atau kerap disebut organik, semi metal, full metal dan keramik. Mereknya macam-macam ada Nissin, Brembo, Bendix, Ferodo, Akebono dan lainnya.

Soal piringan rem juga sama, ada beberapa pabrikan juga membuat versi aftermarket. Paling mudah ditemui di Indonesia adalah merek ATE dan Brembo. Kedua merek ini tidak hanya membuat versi big brake kit, namun turut juga membuat versi replacement. Artinya tinggal plug and play karena diameter piringan sama seperti orisinal. 

Setidaknya kedua merek ini sudah memiliki drilled alias lubang-lubang untuk pendinginan cakram, maupun model slotted atau alur yang berfungsi untuk membuang debu kampas rem.

Sebagai contoh, piringan rem standar Jazz GE8 bagian depan versi Brembo model slotted dihargai senilai Rp 1,3 juta sepasang. Sedikit lebih mahal dibanding versi OEM yang seharga Rp 1 juta sepasang. Harga belum termasuk jasa pemasangan. 

Piringan rem Brembo ini masih belum ada kenaikan harga terkait kenaikan harga bahan bakar. "Mungkin tahun depan harga akan naik, tapi belum bisa dipastikan tepatnya," ujar Chandra, pemilik speed shop CMS di kawasan Mega Glodok Kemayoran, Jakpus. Tinggal konsumen menentukan pilihan saja. Mau yang polos namun standar pabrikan atau yang sudah ada alur versi Brembo. 


Mesin

Untuk urusan komponen mesin harus benar-benar kenal dengan pedagangnya. Sebab akan keluar dana ‘siluman’ dan tak berguna jika sampai tertipu. Ingat urusan turun mesin atau penggantian internal mesin, jasanya tidak bisa dibilang murah. Maka itu, “Pembeli harus benar-benar kenal dengan pedagang supaya bisa dipercaya. Hati-hati dengan pedagang yang suka nakal,” sebut Apin dari Pelita Motor, pedagang spare part Mitsubishi di Duta Mas Fatmawati, Jaksel.

Berbicara piston, untuk Mitsubishi ada produk keluaran ART, Jepang. Performa yang dihasilkan cukup baik dan mendekati orisinal. Untuk yang berkantong terbatas, ART ini bisa dijadikan pilihan. Mengenai harga termasuk jauh berbeda. Sebagai contoh, untuk Mitsubishi Lancer seri CB yang lebih dikenal dengan EVo 3. Jika memilih orisinal dihargai Rp 2 juta/set, sementara ART cukup Rp 850-950 ribu/set. 

Sementara itu, untuk komponen lain juga ada produk non orisinal yang bisa dipercaya. “Semua keluaran Jepang, jangan pilih yang Cina atau Vietnam. Ini yang harus hati-hati saat memilih,” tambah Apin. Agak sulit memang membedakannya, hanya penjual saja yang mengerti secara detail perbedaannya. 

Seperti untuk metal duduk dan metal jalan. Merek-merek Daido atau Taiho menjadi rujukan. “Perbedaannya cukup banyak. Bisa sampai 2x lebih. Keuntungannya, produk ini termasuk bagus,” seru Adrian Hendrayana dari bengkel Pilar Motor di Jl. Jatiasih Raya, Bekasi. 

Menurut Adrian, pemilihan harus dipastikan yang benar-benar keluaran Jepang. Sebab jika tidak, bisa-bisa keluar ongkos lagi. Jika konsumen tidak terlalu paham, ada baiknya minta tolong bengkel untuk beli. Contoh, untuk Mitsubishi DanGan, harga orisinal Rp 400 ribu, sementara Daido cukup Rp 170 ribu. 

Berbeda lagi untuk varian Suzuki. “Untuk Suzuki, ada yang Indoparts, tapi lebih baik yang orisinal saja. Sebab perbedaan harga tidak jauh. Orisinal juga sudah murah kok,” sebut Martin dari toko Inti Motor di lokasi yang sama. Dengan alasan itulah, toko yang menjual spare part Suzuki dan Daihatsu ini tidak menyediakan stok non orisinal. 

Untuk Daihatsu sekalipun, menurut Martin sudah relatif murah. “Konsumen justru banyak yang pilih orisinal karena perbedaan harga tidak jauh,” serunya. 


Contohnya ring piston untuk Daihatsu Taruna keluaran NPR yang dihargai Rp 300 ribu untuk satu set. Sementara orisinal hanya Rp 395 ribu saja. 

JANGAN SAMPAI SALAH PILIH OLI TRANSMISSI

  • Selasa, 27 Januari 2015 15:07 WIB

    Oli Transmisi CVT

    Transmisi Vellfire Wajib Pakai CVTF, Kenapa..?

    Penulis : OTO-Aant | Foto : Aant

    Jakarta - Kejelian memperhatikan hal kecil dalam perawatan, bisa menjadikan mobil kesayangan awet dan tentu tetap nyaman dipakai.

    Contoh kecil dalam pemilihan automatic transmission fluid (ATF) atau oli transmisi otomatis pada Toyota Vellfire. Jangan sampai salah spesifikasi karena bisa berujung dompet jebol!

    “Saya sudah menangani lebih dari 5 unit Vellfire yang transmisinya jebol, hanya karena salah oli matiknya,” buka E. Mochammad Holil, bos bengkel spesialis matik Wani Matic. 

    Mengapa bisa begitu? “Banyak yang enggak tahu kalau transmisi Vellfire jenis CVT, beda dengan Alpard yang tipe rasio gigi. Nah kalau saat ganti oli disamakan dengan Alpard, dikasih ATF Dextron III Multi atau T-IV, mestinya Velfire pakai CVT Fluid. Efeknya CVT rusak karena tak ada aditif yang melindunginya,” imbuh Holil, sapaannya. 

    Karena tak ada perlindungan, sabuk baja sebagai pengantar putaran di CVT pun aus. Nah serpihannya kelamaan menyumbat filter, sehingga oli tak bisa bersirkulasi. “Efeknya kopling hangus, bearing pecah, converter pun bisa kemakan,” lanjut pebengkel yang beralamat di Komplek Pinang Griya Permai, Jl. Pinang Griya Raya No. 3A, Ciledug.

    “Cirinya laju mobil jadi ada entakan, CVT kan mestinya enggak ada. Lalu terdengar bunyi kasar, dan jika diteruskan enggak bisa jalan,” papar Holil. Jika hal ini sudah terjadi, untuk perbaikan ternyata enggak murah. “Kisaran Rp 30-80 juta,” imbuhnya. Wow!

    Makanya kalau ganti oli transmisi, pastikan dulu deh rekomendasi dari pabrik pakai jenis apa, daripada kantong jebol! 


    1.Sabuk baja CVT jika salah oli maka permukaan pinggirnya aus (kanan), kiri yang sehat


    2.Kalau dibiarkan salah oli, kelamaan sabuk akan terurai seperti ini


    3.ATF Type T-IV, ini jangan dikasih ke Vellfire


    4.Nah ini yang pas untuk Vellfire, CVT F, “Enggak harus merek Toyota yang penting CVT F,” terang Holil(mobil.otomotifnet.com)

    MAU GANTI TRANSMISSI MANUAL KE MATIC

    Penulis : Kyn | Foto : Kyn

    Adalah Wani Matic yang beralamat di Komplek Pinang Griya Permai, Jl. Pinang Griya No. 3A, Ciledug, Tangerang, yang bisa melakukan penggantian dari transmisi manual ke matik. Dengan pengalaman yang sudah hampir 10 tahun, Holil, sang empunya bengkel, sudah banyak melakukan penggantian transmisi matik di banyak mobil. “Kita bisa melakukan modifikasi dari manual ke otomatis,”ujar Holil.

    Nah, kalau mau melakukan modifikasi, mengganti dari transmisi manual ke matik konvensional, biayanya Rp 10 juta sampai Rp 15 juta. “Pengerjaannya satu sampai dua minggu,” ucap Holil lagi. Sedangkan kalau mau pakai matik yang full elektronik kena Rp 15-30 juta.

    Tidak hanya memodifikasi, urusan perawatan dan perbaikkan juga bisa dilakoni. Seperti pada transmisi matik yang menggunakan CVT di Honda City dan Honda Jazz, menurutnya, gejala kerusakan ketika transmisi berada pada posisi D yang menunjukkan gejala tersendat-sendat. Kerusakan pada matik CVT biasanya terjadi karena kelalaian si pemilik mobil mengganti oli matiknya yang tidak sesuai speknya atau karena sering telat mengganti.

    “Kalau CVT sampai rusak, perbaikannya mahal, bisa mencapai Rp 4,5 - 9 juta,” tutur Holil. Penasaran? Telpon saja ke 021-7310046, 08161431330. atau langsung saja datang ke alamat yang tertulis di atas.  (mobil.otomotifnet.com)

    KENALI PENYAKIT TRANSMISSI MATIC

    Transmisi otomatis memang pintar, tapi tetap perlu dirawat supaya kinerja tetap maksimal. Jika lalai melewati fase perawatan, jangan aneh jika akhirnya ngambek.

    "Penyakit paling parah dari transmisi otomatis, tidak mau berjalan sama sekali. Ada beberapa faktor yang menyebabkan hal tersebut," buka E. Moch Holil B, punggawa bengkel Wani Matic di komplek Pinang Griya Permai, Ciledug, Tangerang.

    Kerusakan pada material yang ada di dalam tubuh transmisi serta kekurangan oli secara akut bisa mengakibatkan hal tersebut. Kerusakan material, biasa disebabkan karena umur pakai.

    Cara penggunaan transmisi otomatis yang kelewat ekstrem juga mampu mempercepat umur pakai. Kebocoran oli transmisi sangat mungkin terjadi, karena di dalam girboks tersebut terdapat seal-seal dari karet yang juga memiliki usia pakai.
    Terkadang pula ditemui bunyi yang mengganggu telinga. Ini akibat material yang rusak. Juga karena gigi masuk secara bersamaan. Hal ini akibat dari body valve yang berfungsi mengatur masuknya gigi terganggu kinerjanya.

    Torque converter yang mulai rusak juga mengakibatkan transmisi bunyi. Pada komponen ini biasanya kerusakan disebabkan umur pakai yang sudah mencapai lebih dari 10 tahun. 
    Keluar bunyi lalu mobil tak mampu berjalan, menjadi pertanda as roda terlepas. "Meski lepas, tapi rpm dan kecepatan tetap berjalan. Sebab indikator untuk kecepatan biasanya ada di differential," ujar Holil.

    Masalah lain tak mau pindah gigi. Kotornya body valve lagi-lagi menjadi salah satu penyebab hal tersebut. Atau, mengabaikan penggantian filter oli transmisi. Solenoid yang kotor atau sensor mesin lainnya juga menyumbang hal tersebut.

    Regulator yang bertugas mengatur tekanan oli juga bisa membuat transmisi ogah pindah, karena regulator tak mau mengembang yang membuat jalur oli terus terbuka.

    Tidak mau kick down juga kadang ditemui. Ini disebabkan karena ada komponen elektrikal kotor, atau error. Seperti solenoid kotor atau jika mobil sudah tua bisa juga karena kampas kopling habis. (mobil.otomotifnet.com)

    Sabtu, 08 Februari 2014

    WANI MATIC PROMO


    Umum

    Jumat, 30 April 2010 15:53 WIB

    Service Mobil Matik, Lebih Murah 50%

    Penulis : Arseen
    OTOMOTIFNET - Bengkel Wani Matic (WM) siap melayani berbagai jenis kendaraan bertransmisi otomatis. Termasuk juga upgrade serta menyediakan suku cadang alternatif lebih murah hingga 50%.

    Semisal untuk paket servis lima tahunan, atau 60 ribu km, Moch Holil, selaku mekanik merangkap pemilik WM mematok harga Rp 2 juta. Harga segitu belum termasuk penggantian filter, oli transmisi, serta part disc cluth dan stell disc. 

    Artinya, masih menurut Holil, angka itu jauh lebih murah daripada harus servis di bengkel resmi. Bisa irit kantong bukan?

    Menariknya, agar konsumen lebih percaya lagi, pengerjaan service tersebut bergaransi. Berminat? Sambangi saja bengkel rumahan di Perumahan Pinang Griya Permai di Jl.Pinang Griya Raya No.34 Ciledug Tangerang. Atau kontak saja 021-7310046/ 081283899456/ 081806360811.

    Penulis/Foto: Johan / Johan

    Kamis, 06 Desember 2012

    Ini Dia Suplemen untuk Oli Mesin Anda : Lupromax EA (Engine Additive)


    Kendaraan tanpa pelumas, ibarat tubuh tanpa makanan bergizi. Kondisi akan mudah menurun dan berakibat pada gangguan lebih parah. Bagi pemilik kendaraan, memang harus cerdas dan teliti dalam memilih produk pelumas. Kalau anda sudah cukup memberi perhatian pada kesehatan mobil anda terutama pelumas, ada lagi nih satu produk yang patut diaplikasikan segera sebagai suplemen bagi Oli Mesin anda. Lupromax EA atau Lupromax DFT bisa menjadi pilihan tepat bagi Anda yang memperhatikan ketahanan performa mesin mobil sekaligus menghindari pencemaran lingkungan.





    Lupromax EA adalah singkatan dari Lubricates, Protect, dan Maximizes, sedangkan EA artinya Engine Additive. Kata-kata tersebut memiliki makna tersendiri, namun jadi satu integritas yang dinamis.
    Lubricates: meningkatkan daya lubrikasi atau daya pelumasan dari oli atau pelumas yang kita gunakan.
    Protects: untuk memberikan perlindungan maksimum pada mesin dari gesekan dan dalam kondisi kerja mesin yang ekstrim sekalipun.
    Maximizes: untuk meningkatkan performa mesin kendaraan baik dalam meningkatkan tenaga dan akselerasi serta membuat suara mesin kendaran menjadi lebih halus.


    Tiga aspek itulah yang menjadi keunggulan pelumas Lupromax EA. Kekentalannya yang tepat dan tahan lama tidak akan membuat mesin kendaraan tetap stabil, tidak seperti pelumas lainnya, yang kekentalannya mudah berkurang kalau mesin kendaraan dipanaskan. Mengapa Lupromax EA unggul dalam hal kekentalannya?

    Ternyata proses pembuatan Lupromax EA menggunakan teknologi yang disebut HAT atau Heat Activated Technology. Artinya, Lupromax EA akan bekerja aktif saat temperatur mesin meningkat dan menempel pada permukaan logam panas mesin kendaraan Sembari aktif menjaga kestabilan mesin, Lupromax EA mampu menahan pembawanya yaitu mineral base oil. Maka, ketika mesin sedang panas sekalipun, system pelumasan Lupromax EA akan tetap berfungsi dengan baik. Lebih jauh lagi, karena pergesekan mesin tersebut terlumasi dengan baik, ke-aus-an mesin dapat dikurangi.

    Rata-rata, pelumas menimbulkan efek pencemaran melalui gas buang kendaraan. Bermacam zat dikeluarkan melalui asap, seperti oksida sulfur, partikulat, oksida nitrogen, ozon, hidrokarbon monoksidaan , hidrokarbon. Bisa dibayangkan, kalau zat-zat tersebut menyebar kemana-mana dalam waktu bersamaan. Tentu efeknya harus dihindari sebaik mungkin agar tidak menimbulkan gangguan kesehatan kepada siapa saja. 

    Nah, additive pelumas yang menjadi solusi masalah lingkungan itu adalah Lupromax DFT. Produk ini ini ramah lingkungan dan bahkan dapat menurunkan emisi gas buang hingga 40%. Additive pelumas ini sudah lolos uji emisi gas buang. Jika Anda menggunakan Lupromax DFT sampai pengisian ke-5,  emisi gas buang kendaraan Anda akan turun drastis dan akan stabil. Luar biasa, kan?

    Lupromax adalah produk Eco Green yang sangat peduli terhadap keramahan lingkungan dan juga manusia. Pelumas ini pun tidak mengandung logam berat dan bahan lainnya, yang bersifat karsinogenik [yang dapat menimbulkan kanker]. Jadi, kapan lagi Anda bisa berkendaraan sambil menjaga lingkungan?
    «[teks: @deyofira/foto: @aditgrafista]